Minggu, 27 Desember 2009

Anda Seharusnya Bisa Di awal 90-an sebtuah organisasi terkenal memutuskan untuk menawarkan paket pesniun dini kepada sejumlah pegawai. Banyak yang me

Anda Seharusnya Bisa

Di awal 90-an sebtuah organisasi terkenal memutuskan untuk menawarkan paket pesniun dini kepada sejumlah pegawai. Banyak yang menerima paket tersebut dan sebagai konsekuensinya terhadap sejumlah posisi di seluruh organanisasi yang perlu diisi. Untuk merangsang semangat dan keberanian staf yang tertinggal, organisasi membuka lowongan bagi orang-orang yang telah bekerja di dalam perusahaan.

Seorang pria yang menjadi petugas kebersihan organisasi tersebut selama 8 tahun secara lisan mengajukan permintaan promosi kepada manajernya untuk posisi caretaker. Dengan 8 tahun pengalaman, tanpa seharipun cuti sakit selama itu, dan dukungan dari semua orang yang telah ia layani, ia sungguh tepat dengan pekerjaan semacam itu dan layak mendapatkan promosi.

Setelah menyelesaikan urusannya dengan para pensiunan, sang manajer mencari syaf yang lebih beerkualitas dan menginginkan sebuah penilaian kompetensi bagi semua stafnya yang masih ada, yang mengajukan lamaran dipromosikan mengisi jabatan yang kosong. Orang yang melamar untuk promosi itu ketakutan saat diberi tahu ia harus mengikuti tes untuk mengukur kompetensinya pada pekerjaan baru yang ia inginkan. Padanya, ia membuka rahasia gelapnya pada rekan-rekan kerjanya selain menggoreskan tanda tangan, ia tidak dapat menulis, daan kemampuan membacanya juga tidak lebih baik. Ia lebih ketakutan lagi saat dipanggil oleh manajemen untuk mengkonfirmasi alasannya menolak mengikuti tes. Satu hal berakibat pada hal lain, manajemen menyampaikan padanya bahwa dengan keadaannya yang buta huruf, ia tidak ada tempat di organisasi ini, bahkan untuk menjadi petugas kebersihan. Kompensasi satu-satunya untuk ini semua adalah pembayaran yang memadai untuk pelayanan 8 tahunnya. Orang itu meninggalkan perusahaan Minggu berikutnya.

BERKEMBANG DENGAN FRANCHISE


Pilihan tepat mengembangkan bisnis masa depan adalah model franchise
Sebab, bisnis franchise tak hanya menguntungkan pemilik merek saja,
Tapi juga menguntungan pengguna merek

BARU saja saya membuka cabang dengan sistem franchise di tiga kota.. Sebelumnya, cabang yang ada selama ini kami buka dengan dikelola sendiri. Sistem ini, saya kira sangat tepat untuk kila kembangkan. Di saal ekonomi mulai membaik, usaha kita bisa tetap berkembang meski tidak dengan menyiapkan dana sendiri. Justru dengan sistem franchise kita akan mendapatkan dana awal dan royalti.
Franchise adalah pemberian hak pada seseorang dalam penggunaan merek, untuk menjalankan usaha dalam kurun waktu. Sistem ini lebih menguntungkan untuk mengembangLan usaha kiia dibanding cara lainnya. Biayanya lebih rendah dari pada cara lainnya, dan kita tak perlu mengalokasikan modal untuk tempat usaha dan yang lainnya. Selain, tak perlu merogoh kocek untuk investasi lagi, ternyata keuntungan yang bisa dipetik oleh kita sebagai pemilik merek dari cara berekspresi model ini, cukup besar. Bahkan, kerap kali usaha yang dikelola ini lebih maju ketimhang harus membuka cabang sendiri. Ternyata sistem ini juga lebih mudah segera menciptakan lapangan kerja.
Menurut saya, bisnis franchise cukup menjanjikan. Karena banyak produk lokal yang bisa dikembangkan dengan sistem franchise. Maka, sebelum kita menentukan sistem ini, kita harus jeli dan hati- hati dalam menentukan pewaralabanya. Dapatkah dia atau pewaralaba menjalankan usaha yang dikembangkan dengan sistem franchise.
Menurut hasil pemantuan Asosiasi Waralaba Indonesia dari 292 perusahaan lokal yang menyelenggarakan waralaba. Ini sebenarnya merupakan, peluang bisnis yang menarik kita kembangkan. Hanva saja, itu di perlu diikuti dengan membuat Standard Operating Procedure (SOP), Guaranteed income level, Complete Training & Continued Support, dan lainnya yang merupakan rangkaian dari proses franchise itu sendiri. Tentu saja, produk yang diwaralabakan itu harus merupakan produk yang disukai atau dibutuhkan oleh pasar. Cara mengembangkan bisnis dengan melibakatkan nama besar sekaligus penularan trik-trik dagang dalam memperoleh keuntungan itu.
Bisnis franchise ini sebenarnya tak hanya menguntungkan pemilik merek saja. Tapi bagi yang menggunakan merek tersehut juga memetik untung cukup besar. Walaupun, untuk membeli merek tersebut, dia mesti merogoh kocek yang tidak sedikit, kendati tidak semahal fee franchise asing, sarana pendukung plus pelatihan atau training bagi karyawan.
Saya yakin, dana yang dikeluarkan pembeli merek itu akan akan cepat kembali. Sebab dalam sistem ini, semuanya telah ada hitungannya secara rasional. 0leh karena itulah, jika Anda ingin mengemhangkan bisnis ke depan, maka cara yang paling cepat dan menguntungkan adalah model franchise.

MANAJEMEN PADANG

Saya kira, manajemen model "padang"
layak juga diterapkan
di sektor jasa maupun prodksi lainnya

ADA sebuah manajemen yang menarik di Indonesia, setidaknyn itu menurut saya, yaitu manajemen restoran padang. Mengapa demikian? Itu karena model manajemen ini menerapkan transparansi dalam keuangan dan pembagian keuntungannya lewat sistem bagi hasil.
Dampak dari model manajemen ini, memang tidak hanya pada faktor manajerial semata, tetapi juga & berdampak pada faktor pelayanan. Dimana, pelayanan yang serba cepat menjadikan restoran padang dikenal. Kita pun juga bebas memilih menu. Menu pun & bervariasi, begitu juga minumannya. "Menu Nano-Nario" begitulah, banyak orang yang menyebut buat aneka menu yang dihidangkan dan pasti dijamin halal.
Selain itu, kelebilhan restoran padang adalah selain pelayanan cepat, juga lebih terkesan fleksibel. Artinya, hidangan yang kita pesan itu bisa saja dimakan di restoran tersebut, tapi kita bisa juga meminta karyawan restoran padang untuk membungkusnya dan kita santap di rumah. Dan Satu lagi masakan padang punya rasa yang khas, dan meemenuhi selera hampir seluruh masyarakat dari berbagai negara. Selain itu, faktor kebersihan ruangan juga selalu mendapat prioritas.
Dalam manajemen ini, memang ada pemilik modal, dan ada pula tim manajemennya, dimana ada manajer dan karyawan. Pada karyawan sendiri ada yang bagian dapur induk (koki), book keeper (pembukuan), pantry (buat minuman). palung (pembawa makanan),teller (pembayar suplier), kasir, waiter dan waitress. Saya juga melihat, selain transparan, model manajemen bagi hasil itu menjadikan restoran padang punya ciri khas sendiri.
Dan, yang menarik adalah hubungan antara pemilik modal dengan manajemen lebih sebagai mitra. Karena apa? Mereka tidak mendapatkan gaji, namun mereka mendapatkan bagian dari keuntungan bersih restoran. Jadi dalam memberikan keuntungan itu, memang ada pembagian untuk penanam modal sendiri dan ada bagian keuntungan manajemennya atau karyawannya. Itu biasanyn dibagikan setelah keuntungan dikurangi 2,5% untukk zakat.
Sedang pendapatan karyawan adalah dengan sistem ipoin. Jadi, setiap karyawan punya poin atau nilai. Dan, biasanya perhitungannya dilakukan setiap 100 hari sekali. Nilai tertinggi ada pada karyawan yang bekerja di dapur induk (koki). Mengapa ? untuk, memberikan pada bagian inilah yang mampu memberikan nilai rasa menu' makanan maupun minuman yang dihidangkan.
Saya kira, manajemen semacam ini, akan membuat mereka yang bekerja di restoran padang selalu punya semangat tinggi. Dengan semakin tinggi semangat mereka bekerja, menjadikan hasil yang diterima banyak. Selain itu, sistem keuangannya yang selalu trasparan menjadikan setiap karyawan level apa pun tahu, berapa omset perusahaan dalam setiap harinya.
Oleh karena itu, saya kira manajemen padang ini bisa sebagai alternatif, dan cukup bagus untuk diterapkan pada sektor jasa maupun produksi lainnya. Dan satu hal Lagi yang menarik adalah, karyawan restoran padang dengan manajemen seperti itu, tidak membuat setiap karyawan, menanyakan kapan SK (surat keputusan) pengangkatan kerja. Mereka juga tidak akan menanyakan kapan naik gaji. Sebaliknya, justru mereka akan berupaya, bagaimana harga poinnva bisa selalu naik. Karena, harga poin itulah yang akan menentukan jumlali penghasilan setiap bulan. Jadi yang menentukan penghasilan adalah ditinya sendiri .

BISNIS MBAH MO

Tradisi mentoring merupakan cara yang ampuh
Untuk alih pengetahuan, alih ketrampilan,,
Transfer budaya, dan etos kerja entrepreneur

ANDA penggemar bakmi godhog (rebus) khas Yogya? Bila ya. pasti pernah mencicipi bakmi godhog Mbah Mo di Dusun Code, tiga kilometer arah Timur Kota Bantul Yogyakarta, atau kurang lebih 15 kilometer arah Setaan Kota Yogya.
Mbah Mo, nama panggilata Mbah Atmo, juga berfungsi sebagai "merek dagang" dari jasa, produk, sekaligus warungnya. Ia membuka dagangannya mulai pukul 5 sore hingga pukul 10 malam. Ingin tahu siapa pelanggannya? Sebagai gambaran, 90% pelanggannya datang dari Yogyakarta, Magelang, Klaten, bahkan Jakarta. Kebanyakan pelanggannya menggunakan kendaraan roda empat.
Membebaskan 'rasa kangennya" terbadap bakmi buatan Mbah Mo, yang menurut saya memiliki ciri khas yang tiada duanya. Namun, Mbah Mo yang spesial bagaikan koki
hotel berbintang itu, merupakan jasa sekaligus produk yang memilkii kelebilhan dibanding produk sejenis ( deferent advantage). Hal itu masih ditambah lagi dengan kemasan suasana (atmosphere) pedesaan yang'ngangeni'
Menurut Mbah Mo. promosi pun tak pernah ia lakukan. Saya kira, proses yang terjadi adalah pemasaran tradisional dari rnulut ke mulut (word by mouth), tentunya "kesadaran" Mbah Mo, bahwa produk yang berkualitas adalah kekuatan pemasaraannya. Dan, Mbah Mo mengais omset dengan menghabiskan 10 kilogram mie, dan 10 ekor ayam.
Bisnis Mbah Mo dirintis sejak 1986. Memang, bertahun-tahun sebelumnnya, Mbah Mo pernah berjualan pecel dengan konsumen tetangga dan warga sekitar. Unik terjun ke bisnis barunya ini, Mbah Mo harus melakukan magang atau mentoring, guna menimba pengalaman membuat bakmi. Orang yang dijadikan mentor untuk membuat bakmi yang lezat adalah kakak iparnya sendiri, yang juga berjualan bakmi dan tinggal di Yogyakarta.
Pengalaman Mbah Mo yang mendapat mentoring dan kakak iparnya ini, mengingatkan saya pada apa yang dikatakan Steven R. Covey, bunyinya: "Kalau Anda memberikan ikan pada seseorang, berarti Anda memberi makan sehari. Kalau Anda memberi pancing pada sesesorang, berarti Anda memberi makan seumur hidup,"
Pandangan Covey ini oleh rekannya, Raymond WY. Kao, dikembangkanmenjadi: "Se- andainya Anda memberi pancing, kemudian mendidik cara memancing, dan sekaligus menanamkan tanggungjawan moral, maka Anda berarti ikut membangun suatu negara."
Saya melihat, ternyata tradisi mentoring merupakan cara ampuh untuk alih pengetahuan, alih ketrampilan sekaligus transfer budaya, dan etos kerja entrepreneur. Seperti Mbak Mo, tradisi mentoring sebenarnya dapat dikembangkan dalam masyara- kat, bila kita ingin melahirkan lebih banyak lagi wiraushawan baru dalam masyarakat.

Menjual Lukisan

Ini kisah nyata mengenai seorang penjual lukisan ternama dan disegani yang herasal dari Perancis-diakui termasuk lima pemain besar di dunia seni internasional.

Pada 1987 ia membeli La Celistina, salah satu karya terbesar Picasso pada masa "blue period". Setelah menghabiskan $3 juta untuk lukisan itu, ia memperbaikinya dan memamerkan pada ruang tamu bernuansa kayu yang elegan, yakin bahwa ia akan dapat menjualnya pada klien luar negeri dengan harga berlipat ganda.

Tak lama kemudian, Seorang pembeli dari negara lain ingin membawa lukisan itu ke negerinya. Semua dokumen yang diperlukan telah dilengkapi barang dipak dan pengiriman telah diatur dan mereka bersulang untuk trarsaksi. Sayangnya, Sang penjual tidak mengantisipasi sikap Kementrian Kebudayaan Perancis yang menolak mengeluarkan izin ekspor. Ia dalam kesulitan!

Pada saat yang sama, lukisan Picasso yang lain, The Wedding of Pirette, masuk ke pasar Perancis. Dealer ini terbentur pada kesepakatannya dengan pemilik lukisan itu hingga ia menawarkan La Calistina sebagai hadiah bagi pemerintah Perancis untuk dipertukarkan dengan izin untuk The Wedding of Pirette untuk keluar dari Perancis. Dealer ini kemudian menerima sejmlah besar keuntungan didapat saat The Wedding gf Pirette terjual di Jepang dengan harga paling tinggi yang pernah diraih Picasso. Ini merupakan publikasi pelelangan besar-besaran yang menjadi headline di seluruh penjuru dunia.

PELOPOR ADVENTURE CAMP
Bisnis Dari Hobi Alam Bebas


Usia PAC baru menginjak lima tahun, tapi kliennya antara lain Bank Indonesia dan Philip Morris. Kiatnya ?

Pekerjaan apa yang menyenangkan? Para pengusaha di jajaran 100 perusahaan terbaik versi Fortune hampir semua menjawab: Pekerjaan yang dikerjakan karena hobi. Hobi, kesukaan atau apapun namanya, pastilah Anda memiliki. Di Indonosia, banyak usaha kecil hingga besar yang dimulai karena hobi. Ada yang hobi mengutak-atik mobil, komputer, memasak dan menjahit, yang akhirnya menjadi pemilik perusahaan. Mungkin karena selalu suka, lalu ingin terjun semakin dalam dengan menekuninya, dan akhirnya menjadikannya sebagai sumber hidup.

ltulah yang dilakukan, pendiri PT Pelopor Adventure Camp (PAC). Didirikan pada 1993 oleh sekitar 10 alumni Universitas Katolik Parahyangan Bandung yang gemar kegiatan pencinta alam. Semasa kuliah mereka semua tidak hanya hobi mendaki gunung, memanjat tebing, menelusuri gua, menyelam, observasi penduduk setempat dan lain-lain, tapi juga menekuni hingga tingkat keahlian tertentu. Setelah lulus mereka masih berdiskusi hingga akhirnya terbit niat membuat usaha yang tidak jauh dan hobi tersebut. Mulyanto, Dirut PAC mengungkapkan, tujuan utama usaha mereka sebenarnya ingin berbuat sesuatu yang berguna untuk pengembangan SDM. "SeIain juga memasyarakatkan adventure training sebagai media pengembangan SDM, " ujarnya.

Nama Pelopor pun dipilih. Menurut Mulyanto, PAC yang pertama kali berusaha di bidang ini. Dalam arti dari orang Indonesia dan dinoperasikan orang Indonesia. "Bukan lisensi dari luar", tutur Mulyanto yang pernah mengikuti Standard Course and Staff Attachment di Singapura, serta Senior Instructure Course di Selandia Baru. Dengan uang sekitar Rp.50 juta - hasil tabungan dan para pendiri yang lain -- PAC memulai bisnisnya. "Terus terang saja nekad, sebab untuk membuka usaha seperti ini membutuhkan modal besar kata Mulyanto sembari tersenyum.

Karena modal sedikit, kantor cukup menyewa rumah seluas 120m2 di kawasan Ragunan dengan empat pegawai. Jasa PAC sangat bergantung pada instruktur yang berkualita. Saat itu, baru Mulyanto dan Sancoyo, rekannya. Pemasaran sekaiigus administiasi ditangani Felicia Dimar yang biasa dipanggil Impu. Seorang lagi memegang SDM. Peralatan pun masih milik masing-masing dan buatan dalam negeri. Namun, perlengkapan yang berhubungan dengan keselamatan (safely) buatan luar negeri/impor. "Sebab, kami tidak berani ambil resiko, jika terjadi sesuatu hal terhadap para peserta," ujar Mulyanto. Kesadaran aats jaminan keselamatan merupakan, hal penting bagi PAC sejak awal. Mereka menyediakan asuransi yang menanggung personal accident, bersifat per moment, dan ditanggung hanya selama pelatihan.

PAC, awalnya. rre~akukara pemasaran melalui jaringan alumni Unpar. Ada tiga progam standar yang ditawarkan - Outdoor Light Adventure (OLA), Corporate Personal Leadership (CPL) dan Corporate Team Development (CTD). CPL dan CTD merupakan pelatihan dalam kelompok 8-12 orang selama empat bari di lokasi tertentu. OLA adalah pelatihan dalam kelompok besar selama dua hari/semalam. Program ini lebilh santai dari program lain, karena unsur main-main lebih banyak. Program lainnya, tailormade/customized ,yang dirancang khusus untuk pengembangan SDM sesuai kebutuhan. Misalnya, untuk team building, managing change, effective teamwork dan lain-lain.

Kontak jejaring pertama ternyata membawa hasil. Salah seorang alumni Unipar yang bekerja di Anderson Consulting (AC) menawarkan PAC presentasi di kantornya. Bentuk pemasaran yang lain prgrogram publik. Lewat program ini, perusahaan diundang mengirimkan karyawannya bergabung dengan karyawan perusahaan lain dalam satu program. Setelah itu, karyawan tadi memberikan rekomendasi ke perusahaannya mengenai jadi tidaknya menjalin kontrak dengan PAC.

Kini, PAC memiliki basecamp. ltu berkat jejaring pula. Pemegang saham PAC mencapai 80 orang. Lima istruktur berasal dan berbagai universitas, dibantu sekitar 40 tenaga paruh waktu. Pendapatan yang hanya sekitar Rp 50 juta pada 1994, meningkat hingga di atas Rp 200 juta pada 1997. Meski jarang beriklan, klien PAC lebih dari 60 perusahaan belum termasuk kegiatan khusus seperti Philip Morris Indonesia yang mengontrak PAC untuk seleksi peserta Marlboro Adventure Team sejak 1995.

Beberapa hal yang dapat dianalisis adalah sebagai berikut :

1. Apakah Eka Tjipta Widjaja dan Mulyanto seorang wirausaha? Jelaskan dengan dukungan informasi kasus !


2. Apakah ada faktor "umum" yang mempengaruhi keputusan untuk berwirausaha (termasuk WM yang bermimpi menjadi wirausaha)? Jelaskan!

3. Apakah ada perbedaan pokok antara Eka Tjipta Widjaja dan Mulyanto dalam hal keputusan berwirausaha?

4. Adakah ke-khasan "pribad"i seorang wirausaha yang berbeda dengan profesi lain: dokter, manajer, artis, pemodal (Venture Capitalist)?

Perencanaan dan Strategi

Strategi dan Keuntungan usaha

Apa yang diinginkan konsumen?

- Konsumen menginginkan nilai dan kenyaman.
- McDonald, mengklaim bahwa sebagian sukses mereka adalah dari menjadi lebih dari sekadar fast food-itu adalah pengalaman dan perasaan yang Anda dapat saat mengunjungi toko mereka.
- Banyak nama merek produsen pakaian mengklaim bahwa produk mereka hanyalah kedua yang terpenting setelah'citra' yang sebemarnya ingin dibeli oleh pembeli dan lebih penting lagi untuk dikenakan dan tampil.
- Menagkap pangsa pasar adalah mengenai memenangkan bagian dari pikiran konsumen

Saat menyusun strategi, ingatlah bahwa strategi yang bergantung pada harga untuk memenangkan bisnis, tidak akan menjadi strategi yang unik. Tak ada hal yang unik mengenai harga


Merencanakan bisnis Anda

1. Pertimbangkan memulai sebagai penyalur tunggal atau partnership sederhana.
2. Evaluasi berbagai kesempatan dan ide Anda.
3. Tentukan apakah bisnis Anda akan merupakan kegiatan konsultasi, menjual eceran, menjual produk, kombinasi beberapa hal yang disebutkan sebelumnya, atau suatu jenis bisnis yang tidak tradisional.
4. Tentukan apakah Anda akan mengembangkan sendiri bisnis Anda, embeli bisnis yang sudah ada atau membeli franchise.
5. Tuluslah garis besar konsep bisnis Anda.
6. Jika Anda perlu melindungi ide produk atau jasa Anda, tulislah outline Anda dalam surat tertutup, cantumkan rincian kerja, dan penelitian, beri tanggal, daftarkan pada notaris.
7. Selanjutnya simpan jurnal aktivitas awal dalam pengembangan ide Anda menjadi produk atau jasa yang aktif untuk bisnis Anda.
8. Pilih dan tentukan visi dan tujuan bisnis Anda. ( paling banyak 25 kata )
9. Tentukan pasar umum yang akan diraih.
10. Tentukan produk atau jasa awal yang akan ditawarkan.
11. Perkirakan biaya pembukaan bisnis.
12. Kenali sumber daya yang Anda miliki dan sumber pendanaan yang tersedia.
13. Miliki ide berapa banyak kredit yang dapat Anda peroleh dari supplier potensial Anda.
14. Tentukan sumber dan/atau keahlian apa yang tidak Anda miliki. Lalu susun outline mengenai kemungkinan mengisi gap ini.
15. Putuskan apa yang Anda inginkan dari bisnis ini, sekarang dan di masa mendatang.


Setelah Anda melewati daftar periksa awal ini, jika Anda merasa tetap termotivasi untuk menciptakan bisnis Anda sendiri, mulailah dengan detail proses pembangunan bisnisnya.

Tabir Surya

Seorang wanita memutuskan untuk memenuhi impiannya dan meluncurkan serangkaian produk tabir surya alami. Ia memiliki latar belakang terapi kecantikan dan menghabiskan lebih dari I juta dolar selama tiga tahun pengembangan produknya.

Setelah, itu ia harus menunggu keluarnya izin selama 20 bulan yang sungguh membuat frustasi untuk tabir suryanya dari otoritas publik lokal. Seperti usahawan lain, ia menjual rumah dan banyak harta bendanya untuk membawa produknya ke pasar. Para pembeli di toko-toko besar lokal seperti Metro, Isetan, Marks & Spencer memesan sejumlah barang. Keberuntungan memainkan perana penting dalam distribusi selanjutnya yang ternyata berhasil ke kalangan farmasi dan toko-toko besar lainnya saat pelembab/tabir surya ini memenangkan penghargaan produk tahun ini dalam sebuah kompetisi yang disenggarakan oleh Majalah New Woman.

Sang pengusaha berada dalam persaingan ketat di pasar perawatan kulit milyaran dolar. Produknva diecerkan pada harga $25-3O untuk menyaingi merek-merek terkenal lainnya. Pasar tabir surya sebesar $50 juta adalah segment utama pasar ini. Para analis mengklaim bahwa pasar tabir surya meningkat sekitar 8-10% per tahunnya. Setelah dua tahun pertama di pasar, sang pengusaha merasa bahwa industri tabir surya tidak berpihak kepadanya. Ia klaim bahwa, bahkan dengan produknya yang luar biasa naik. Latar belakangnya yang bukan mengenai bisnis dan pemasaran merupakan cacat serius yang menghambat pertumbuhan bisnisnya. Kemudian nampak beberapa pengecer kecewa atas taktik pengusaha ini dalam negosiasi struktur harga yang berbeda dengan pengecer-pengecer yang berbeda.

Beberapa umpan balik lain dalam perdagangan dalarn hubungannya dengan produk termasuk komentar mengenai:
o Penempatan merek yang tidak jelas
o Angaran promosi yang rendah
o Produk memiliki masalah yang berlawanan dengan kebanyakan produk dalam, industri;" Biasanya, pada industri Perawatan kulit, produknya tidak bagus, namun banyak uang dikeluarkan untuk memposisikan produk, merek dan penjualan." Produk pengusaha ini adalah kebalikanya.
o Pemasaran yang tidak konvensional
o Nama merek dagang yang tidak sesuai
o Kurangnya pengetahuan mengenai industri
o Kurangnya kesediaan untuk mendengarkan
o Rendahnya kesadaran akan merek yang berakibat pada rendahnya penjualan di beberapa daerah
Walau demikian, penjualan terus meningkat akibal faktor keempat tahun lalu, dengan sekitar 25% penjualan ke toko-toko di luar negeri. Jumlah staf sekarang sekitar 20 dan beberapa editor majalah dibayar untuk memuat liputan editorial yang mendukung.

"TUKANG JAHIT" ALA TENSIA

Pasar dulu kita ciptakan, baru pabrik kita bangun


PERNAH sautukali saya diajak seorang peserta"Entrepreneur University ", ke Jakarta. Tujuan, kita ingin melihat bagaimana perusahaan Tensia Manufacturing yang terletak di kawasan Cibubur, Jakarta, dalam menjalankan bisnisnya.
Apa yang saya lihat sungguh di luar dugaan. Bahkan karena yang saya lihat perusahaan yang cukup besar, tapi yang membuat saya kagum adalah kegiatan bisnisnya, yaitu membuatkan produk consumer good atau home care bermacam- macam merek. Perusahaan ini menjalankan bisnisnya dengan membuatkan produk atau barang-barang kebutuhan rumah tangga, seperti: shampoo, pembersih lantai, pembasmi serangga, parfum, sabun mandi, dan lain-lain. Mereknya pun berbagai macam, ada merek import, ada pula lokal, yang iklannya sering kita jumpai di media massa.
Saya jadi tahu, ternyata perusahaan, ini bekerja ini seperti layaknya "tukang jahit". Dimana perusahaan lain bisa meminta Tensia untuk membuatkan produk yang mereka inginkan. Ini memberi keuntungan, bahwa apabila kita ingin memasarkan suatu produk tertentu, kita tidak mesti harus membuat sendiri, tapi dapat memesan melalui perusahaan semacam Tensia tersebut. Hanya saja, kita tidak semudah itu pesan padanya. Tentu saja, itu karena ada persyaratannya, yaitu antara lain: tidak boleh memalsu produk orang lain, dan ada batas minimal order. Menurut saya, kita sebagai seorang entrepreneur sebetulnya bias membuka bisnis dengan cara "menjahitkan" seperti ala Tensia ini. Asal saja kita punya ide bisnis, saya kira ide bisnis apapun,. Perusahaan tersebut memang hanya membuatkan produk yang kita pesan, dan tidak ikut memasarkan, supaya netral. Karena bisa saja dia membuat produk yang sama, tetapi merek berbeda, sehingga persaingan itu terjadi di pasar. Kalau kita tidak punya gudang pun, perusahaan itu bisa menyiapkan gudangnya. Sedangkan distribusinya, dia bias juga mencarikannya.
Saya pikir mereka cukup kreatif, Tensia menciptakan peluang bisnis yang kita garap. Artinya, tanpa kita punya pabrik sendiri, kita bisa pesan, seperti yang kita inginkan. Hanya saja, kita memang harus berani memasarkannya. - Setelah pasar berkembang, kita bisa buat sendiri. Sebab, tanpa punya pasar, tentu apapun jenis produk yang kita "jahitkan" , kalau tidak laku, kita akan rugi.
Pendeknya, pasar dulu yang kita ciptakan, setelah pasar berkembang baru, pabrik kita bangun. Dengan demikian, kita bisa saja memulai , usaha sekalipun tak punya pabrik. Ide bisnislah yang menjadi sangat penting untuk kita miliki. Artinya, begitu ide bisnis muncul, kita"menjahitkan" pada pihak lain. Dan setelah itu kita pasarkan. Anda berani mencoba?

Sepuluh Tip Mendapatkan Uang

1. Tak seorang pun mendapat modal karena mata biru mereka yang indah
Proyek harus memiliki konsep yang jelas dan berbeda. Rencana bisnis harus memasukkan rencana keuangan yang cerdas dan dapat dimengerti.


2. Euforia tidak mendapat tempat
Ingatlah selalu bahwa realisasi memerlukan waktu dan biaya yang lebih banyak.

3. Presentasl pertama Anda pada penanam modal potensial selalu memiliki perbedaan besar dengan presentasi Anda yang kesepuluh
Jadi, presentasikan kepada seseorang yang jika ia berkata 'tidak' , Anda tidak merasa keberatan. Mottonya adalah'belajar dengan melakukan.'

4. Ide bagus untuk memiliki rencana target
Namun jangan batasi referensi Anda. Kadang secara tak terduga ada orang akan menawarkan bantuan.

5. Bahkan jika presentasi atau wawancara berubah menjadi lebih sulit dari yang pernah Anda bayangkan, jangan putus asa.
Memang selalu sulit untuk menggulirkan bola. Namun sekali itu berhasil, ia akan membentuk gulungan bola salju yang terus membesar.

6. Para pengusaha muda yang tidak bersedia menyerahkan sebagian saham mereka pada penyokong dana potensial yang ingin berpartisipasi dalam perusahaan sangat jarang bisa berhasil.

7. Hati-hati, waspadailah perusahaan keuangan yang memberi janji muluk namun menginginkan uang tunai terkebih dahulu.
Bisnis keuangan penuh sesak oleh individu-individu meragukan.

8. Menerbitkan informasi
Ini menjadikan keinginan penyokong dana untuk berinvestasi dalam perusahaan Anda- dan ini menarik konsumen baru.

9. Kerja sama

10. Jangan menyerah.

BELAJAR DARI BANK MEGA

Menggali sumur ada baiknya di saat musim kemarau,
dan bukan di musim kemarau

Terus terang, saya acung jempol buat Bank Mega yang ternyata saat ini tetap eksis, meski di saat krisis ekonomi sekalipun.Setahu saya memang pergantian manajemen yang terjadi sejak 1996 lalu, terbukti telah meningkatkan kinerja bank itu. Setidaknya, ini terlihat dari perjalanan bisinisnya yang berhasi! meraih prestasi demi prestasi, baik dalam skala nasional, regional maupun internasional
Prestasi pertama yang diraih Bank Mega adalah keberhasilannya mendapatkan peringkat pelayanan terbaik di antara 34 bank (pemerintah, swasta, dan asing). Keberhasilan ini sekagus mengawali pencanangan tahun 1999 sebaga"Tahun Service Excellence" . Selaras dengan itu, kualitas pelayanan terus dikembangkan dari waktu ke waktu, berdasarkan kebutuhan nasabah.
Mengagumkan sekali bahwa di dalam mengantisipasi kondisi pasar yang segera mengglobal, ternyata bank ini dengan langkalh pasti dan menyakinkan, berhasil juga meraih prestasi berskala internasional. Dimana oleh SGS Yarsley International Certification Services Ltd, United Kingdom, bank ini dinyatakan layak menerima Sertifikat ISO 9002. Sehingga di tahun 2000 ini, tak mengherankan, kalau lantas manajemennya menerapkan sebagai "Tahun Operational Excellence".
Kini, pada tahun 2000, bank ini juga merencanakan buka cabang baru yang semula jumlahnya hanya 31 akan berkembang menjadi 90 cabang. Tahun 2001 akan dikembangkan lagi meniadi 140 cabang. Bahkan, saya dengar pada bulan Maret tahun 2000 lalu Bank Mega melakukan go public. Konsekuensinya, strategi pengembangan pelayanan yang dijalankannya harus memenuhi standar-standar yang diakui secara umum, dan diterima masyarakat. Karena, bagaimana pun setiap gerak kinerjanya pasti akan diamati dan dievaluasi publik. Menarik untuk kita amati adalah, Bank Mega justru berhasil, tentunya membutuhkan tenaga atau kerja keras yang tinggi . Itu terbukti dengan pertumbuhan Bank Mega sebagai retail banking tergolong pesat. Maka, kita janglah setengah-tengah di dalam mengembangkan usaha yang kita geluti sekarang ini.

CLUB THE FISH MARKET

Membuat restoran sekaligus menjadi tempat rekreasi
merupakan sesuatu peluang bisnis yang menarik

Sebuah restoran yang bagi saya unik yaitu: Namanya: Restoran Club The Fish Market. Restoran Pasar Ikan ini terletak bersebelahan dengan Club Store, di dekat Bengkel Café.
Uniknya, dan itu menarik bagi saya, adalah dalam ruangan restoran itu ada ratusan jenis ikan laut dan ikan tawar yang masih segar-segar. Bahkan, saya lihat ada iuga seperti ikan hiu, ikan Kue, ikan Pari, Lobster, dan lain-lain. Bagi tamu yang ingin menikmati sajian di restoran ini, dipersilahkan memlih sendiri ikan apa saja yang ingin dinikmatinya. Nah, setelah ikan itu diambil dan dibersihkan, dicuci dan dimasukkan plastik, kemudian ditimbang berat ikan. Setelah itu, langsung bayar.
Ada sebab, mengapa banyak tamu yang tertarik pada restoran ini? Menurut saya, karena restoran ini tidak hanya menjual makanan, tapi juga rnenjual atmosfer. Manajemen restonan ini, mampu berkomunikasi dengan baik terhadap setiap tamu yang datang. Sehingga, menjadikan restoran ini memiliki citra tersendiri.
Tamu yang banyak datang di Restoran Club The Fish Market ini, seolah tak memperdulikan harganya. Bagi mereka yang terpenting, berada di restoran itu, seperti sedang rekreasi. Saya sempat merenungkan apa yang saya lihat ini. Saya yakin, jika restoran semacam ini ada peluang bisnis yang daerah atau tempatnya ada potensi laut.

MANAJEMEN SARI BUNDO

Kebersamaan antara profesi,
Hubungan baik pimpinan dan karyawan
Akan membuat bisnis kita tetap bertahan

Walau karyawannya sebagian sudah punya cucu. Saya melihat loyalilas mereka bekerja di Sari Bundo, karena paling tidak manajemen bagi hasil yang diterapkan - Dengan sistem seperti ini- seperti kebanyakan restoran padang - manajemen di situ terbuka atau transparan - Faktor kekeluargaan demilkan kuat. Dan, kebersamaan antara sesama profesi, hubungan baik pimpinan dan karyawan, juga ikut menjadikan rumah makan ini tetap bertahan.
Soal upah bagi mereka prinsipnya adalah berat sama dipikul ringan sama dijinjing Sehingga, mulai pimpinan sampai karyawan memiliki rasa tanggungjawab untuk tetap mempertahankan bahkan meningkatkan "brand image" dari Sari Bundo.
Dan anehnya bila ada saudara-saudara pemilik rumah makan Sari Bundo juga ingin membuka cabang dengan memakai merek Sari Bundo, tidak menjadi masalah. Boleh-boleh saja. Agaknya, manajemen Sari Bundo, Jalan Juanda Jakarta ini masih percaya, bahwa membantu orang lain untuk berhasil itu perlu.
Saya mencatat, setidaknya ada empat hal pokok , mengapa dia tetap bisa tertahan sampai sekarang meski di saat krisis ekonomi sekalipun, selain penerapan manajemen terbuka tadi, juga karena: Pertama, rasa rasa masakan. Setiap menu yang ada memang lezat rasanya. Bumbunya sangat terasa. Ikan masih fresh, terasa enak dimakan.
Kedua. rasa layanan. Layanannya memang serba cepat.
Ketiga, lokasinya yang strategis. Manajemen Sari Bundo menyadari, bahwa lokasi rumah makan yang stralegis juga akan lebih mendekatkan dengan konsumen. Meski, bangunanrya tidak terkesan mewah dan besar. Karena lokasinya memang sangat strategis, di Jalan, Juanda Jakarta. Apalagi tamu di layani dengan ramah.
Keempat ,nama Sari Bundo yang terkenal itu. Tamu yang menikmati sajian masakan padang di rumah makan terkenal, seperti Sari Bundo, membuat para tamu merasa mantap. Artinya, sebelum mereka ke Sari Bundo, seolah belum makan masakan padang.

Memasarkan Sebuah Seminar

Para trainer jasa rumah tangga secara frekuentif melihat betapa menguntungkan ini dengan cara mengadakan seminar free enterprise dalam skala besar dengan biaya tinggi. Untuk 2 hari seminar yang dihadiri 100 orang dengan biaya $1.395 per orang, termasuk sarapan, makan siang dan makan kecil untuk sore hari.
Betapa bagus untuk melaksanakan event semacam ini, dan menghasilkan uang. 100 orang masing-masing $139.500. Ini pasti menghasilkan laba sebesar $100.000 untuk penyelenggara.

Para trainer bekerja di perusahaan swasta yang banyak pengalaman. "Biaya untuk menyelenggarakan event sebesar ini akan menjadi subtansial, dan melibatkan banyak tugas. Perencanaannya memerlukan waktu berbulan-bulan", ujar mereka.

Satu dari rekan pelatih public service ini duduk dan mencoba mengerjakan biaya untuk menyelenggarakan event ini, dan untuk mengkalkulasikan laba yang bisa diperoleh.

NO TIPPING, NO BAKPIA

Bisnis kita akan lebih baik, kalau kita mau
menaruh kepentingan konsumen di tempat pertama
dan menaruh kepentingan kita di tempat kedua

SOAL tipping akan memberikan tips di hotel tentu bukan hal baru lagi. Telah membudaya. Apalagi, bila kita sebagai tamu hotel. pasti akan tahu dan harus tahu bahwa memberi tips itu wajib. Kalau tidak, maka bell boy yang semula ramah mengantar kita membawakan barang ke kamar hotel, akan tetap berdiri di pintu kamar. Apalagi, kalau bukan menunggu tips kita. Setelah tips diberikan, dia baru pergi.
Barangkali, ketika saya menginap saya membawakan Bakpia, juga ditolakhalus. "Maaf pak, kami tidak dapat menerima apapun dan tamu," ujar mereka. Manajemen hohel ini rupanya melarang tamunya memberikan tips dalam bentuk apapun. Hal bisa semakin membuat saya merasa enjoy bila menginap disana. Namun saya rasa sikap itu perlu juga untuk citra positif perusahaan. Hanya masalahnya, kalau kondisi itu tidak dipertahankan justru merupakan bumerang. Sebab, belum tentu semua tamu menanggapi positif secara cepat dan tepat akan masalah ini.
Saya melihat, tampaknya manajemen Hotel mengacu juga pada salah satu jurus seperti yang ada dalam buku Siasat Bisnis Rupert Murcdoch. Dalam buku ini disebabkan, bahwa selama kita berhati lunak, maka kita akan tetap menempati peringkat ke dua. Lunak hati akan menuntun sebuah perusahaan pada kesengsaraan. Maka tak mengherankan, Hotel itu mengatur karyawannya dengan sikap tegas dan disiplin. Tidak ada konsep tengah baginya. Pilihannya hanya sedikit. Kinerja karyawan mau bagus atau dipecat!
Saya sempat menereungkan observasi ini. Tibalah pada hipotesa saya yang mungkin dapat diakui akan diterima semua pihak, bahwa salah satu kunci sukses meraup banyak tamu adalah karena kejeliannya menaruh kepentingan tamu di tempat pertama dan menaruh kepentingan manajemen Hotel sendiri di tempat kedua. Artinya, tidak akan termotivasi menginap di sana kalau kepentingannya diposisikan di tempat kedua.
Sehingga tak mengherankan, semua energi karyawan Hotel dipusatkan pada kepentingan tamu. Mereka lebih megutamakan pelayanan tamu, sehingga tamu merasa seperti tinggal di rumah sendiri. Mereka yakin hal ini akan membuat citra harum bagi hotel berbintang dua tersebut.

Tips dan Trik dan Penanam Modal

Spekulan modal mengandalkan pengembalian keuntungan tahunan antara 20 hingga 50 persen. Ini jumlah yang amat besar untuk didapat dari hasil investasi dalam perusahaan-perusahaan muda, namun risikonya juga luar biasa tinggi. Pada saat gagal, uang mereka hilang. Ini berarti, keikutsertaan apapun harus dipelajari secara seksama sebelumnya.

Potensi keberhasilan

Tidak semua investasi yang dibuat oleh spekulan modal menghasilkan sukses. Lebih sebaliknya, statistik USA mengindikasikan bahwa rata-rata sepuluh perusahaan, hanya satu yang sungguh-sungguh berhasil.
Konsultasi

Penting dalam pemasaran, penjualan, pengawasan audit, dan manajemen arus kas sering merupakan tembok penghalang. Disinilah tips dan pengetahuan serba-serbi dari para pengusaha berpengalaman dan ahli profesional sngat berharga.

Kepribadian

Carilah kemampuan bertahan, perasaan terhadap bisnis, pengetahuan teknologi, ketrampilan pemasaran dan kejujuran. Pengusaha muda mempunyai komitmen total 100% pada bisnisnya, menginvestasikan seluruh uangnyadalam bisnis, menjelaskan produk dan dapat menyajikan sebuah rencana bisnis yang realistis.

Tingkat Inovasi

Produk atau jasa harus memiliki keuntungan yang nyata dan berbeda dibanding produk dan jasa yang telah ada, dan harus memiliki pasar. Mempelajari persaingan kemudian laksanakan dengan hati-hati.

Rencana Bisnis

Harus mampu menunjukkan modal apa yang ada ditangan, bagaimana struktur keuangan sejauh ini dan kontrak apa saja yang telah ada ditangan bisnis. Aturan dasar utama adalah, semakin suatu proyek belum berkembang semakin besar faktor resikonya.

Pengetahuan Industri

Selalu menguntungkan bagi para investor untuk membiasakan diri dengan cabang industri yang dipertanyakan. Jika ada rencana bisnis, melakukan beberapa investigasi tambahan dan memeriksa referensi, termasuk refernsi mengenai sang pendiri perusahaan.

Jenis partisipasi

Ini sebaikn, selama atau setelah masa tertentu, dapat diubah menjadi saham.Kondisi partisipasi harus disepakati dari awal mula, karena sangat langka pengusaha muda yang mampu menyediakan keamanan kolateral, pinjaman kovensional secara khusus tidak cocok untuk mendanai sebuah perusahaan.

Hak suara

Para investor sebaiknya mendapat garansi mutlak bahwa mereka memiliki hak suara dalam perusahaan. Siapa pun yang memasukkan hingga sedikitnya sepertiga modal saham harus secara spesifik menjamin hak sertifikatnya sejalan dengan peningkatan modal karena menurut hukum, hak ini tidak otomatis diberikan. Para investor yang cerdas mengupayakan hak veto terhadap veto terhadap penyusunan budget dan untuk keputusan-keputusan strategis manajemen.

Harga Saham

Saat membantu pendirian perusahaan baru, bayarkan sekurang-kurangnya nilai rata-rata minimum saham. Dalam setiap kasus, keadilan dalam spekulasi bisnis modal bukannya tidak penting. Jika seorang pengusaha muda merasa Anda mengambil keuntungannya darinya , ia tidak akan merasa termotivasi untuk mengembangkan perusahaannya hingga mampu mengembalikan modal.

Hasil

Investasi dalam sebuah perusahaan yang akan dikutip pada bursa saham dalam beberapa tahunlah sangatlah menarik.

Nilai perusahaan
Faktor yang menentukan adalah laba yang dapat dibuktikan, yang bergantung pada evaluasi risiko-dapat dikalikan dengan sebuah faktor dari 10 hingga 20. Hasilnya adalah nilai perusahaan.

Sumber : SECA Swiss Private Equity & Corporate Finance Association

Haruskah Anda Mendirikan Perusahaan Sendiri?

Membentuk perusahaan Anda sendiri tidaklah mudah dan menuntut komitmen dan ketahanan uang luar biasa.
Jika Anda dapat membantu mayoritas pertanyaan di bawah ini dengan 'ya' yang pasti, maka layaklah mempertimbangkan detail ide membentuk perusahaan sendiri.

I. Apakah saya seorang pemimpin?
2. Apakah saya seorang ambisius?
3. Apakah saya senang belajar?
4. Dapatkah saya mengevaluasi pengalaman?
5. Dapatkah saya bekerja atas inisiatif sendiri?
6. Apakah saya berani mengambil risiko?
7. Apakah saya bertahan atas kekalahan dan kemunduran?
8. Apakah saya memiliki ide sendiri?
9. Dapatkah saya buat ide-ide tersebut dipahami orang lain?
10. Dapatkah saya bekerja keras untuk mencapai tujuan?
11. Dapatkah saya bernegosiasi secara terampil?
12. Apakah saya berhasil membuat kontak kilat?
13. Apakah saya senang meraih lebih dari yang lain?
14. Dapatkah saya mengatur orang degan baik?
15. Apakah saya percaya pada orang lain?
16. Apakah saya mengerti dan bersimpati pada kesalahan orang lain?
17. Dapatkah saya memuji atau bahkan, mendekati seseorang tanpa menyerang mereka?
18. Apakah saya memiki ingatan yang baik?
19. Apakah saya memiliki pendidikan yang memadai?
20. Dapatkah saya menyusun rencana jangka panjag?
21. Apakah saya aktif sccara intelektual?
22. Apakah saya kritis terhadap diri sendiri?
23. Apakah kondisi fisik saya cukup bagus untuk menanggung beban tambahan?
24. Apakat keuangan saya terkontrol?
25. Apakah basis finansial saya sehat pada pembagian saya?
26. Apakah keluarga dan teman-temarn saya percaya apa yang saya sedang lakukan?
2Z Apakah saya siap mengorbankan waktu hura-hura, hobby dan liburan?
28. Apakah keinginan saya sendiri untuk bekerja pada diri sendiri?
29. Apakah saya mampu menjadi antusias?
30. Apakah saya menjaga perspektif dalam situasi stres?

TAK SUKA BISNIS BESAR

Ketentraman hati ada kalanya lebih peluang
Dari pada keuntungan bisnis

ANDA penggemar soto? Kalau ya, pasti Anda telah mengenal atau bahkan telah menjadi pelanggan tetap Soto Kadipiro, yang terletak di jalan Wates Yogyakarta itu. Di restoran yang didirikan 1921 oleh Pak Karto Wijoyo (alm), dan sejak 1975 dikelola putra sulungnya. Pak Widadi (60 th) sampai sekarang ini, secara terbuka memaparkan tulisan besar pada sebuah papan yang dipasang di restoran tersebut, Isinya, "TidaL Buka Cabang di Jakarta dan di kota lainnya"
Menurutnya, ia sengaja tak buka cabang di kota lainnya, meski banyak pihak yang menawarinya kerjasama. Hal itu, katanya, ia ingin hidup tenteram dengan bisnisnya sekarang.
Selain itu, memegang teguh nasehat orang tuanya yaitu untuk selalu, hidup sederhana, ulet. sabar, jujur dalam bisnis, dan nrimo dengat apa yang di dapat sekarang. Maka tak mengherankan, filosofinya berbunyi, Kamulyaning urip iku, dumunung ono tentreme ati". Artinya, sesungguhnya kebahagian orang hidup itu hanya pada ketenteraman hati. Saya kira, tak sedikit pengusaha atau entrepreneur kita yang justru lebih senang bisnisnya tidak terlalu besar, seperti Pak Widadi dengan Soto Kadipironya. Artinya, dia sama sekali tak suka kalau bisnisnya jadi besar. Karena, dia merasa bisa menikmati asyiknya berbisnis dan merasa tenteram. Dan sebenarnya masih banyak ,contoh pengusaha kita lainnya yang seperti itu.
Contoh ini justru menanrik bagi saya. Dan, setelah saya kaj lebih jauh, ternyata sikap mereka tak suka bisnis besar, karena Pertama, mereka masih ada perasaan takut kehilangan suasana kekeluargaan. Jadi, mereka itu sudah terlanjur kental dengan suasana kekeluargaan seperti itu, apalagi di awal-awal lahir pengembangan bisnisnya. Dimana, dia tahu potensi setiap karyawannya. Bisa bekerja langsung dengan mereka, dan bahkan bisa mengatur operasional kegiatan bisnisnya. Sebab jika bisnisnya berkembang besar, tentu suasana seperti itu aan berubah. Dia tak lagi bisa langsung bekerja dengan karyawannya. Dan, tentu saja hal ini akan menyulitkannya untuk mempertahankan suasana kekeluargaan.
Kedua, mereka lebih senang dengan posisinya sekarang. Bisa tetap memegang kendali bisnisnya dan tanpa adanya delegasi. Ketiga, karena mereka lebih senang pada upaya pemberdayaan sumber daya manusianya atau karyawannya, dan bukan pada kontrol.
Tipe pengusaha seperti ini biasanya visinya sederhana. Dan, misinya lebih pada aspek kekeluargaan. Sebab, baginya aspek kesejahteraan yang diinginkannya, dan hal itu bisa diraihnya tanpa harus lebih dulu menunggu bisnisnya besar. Sehingga, tidak mengherankan sosok pengusaha seperti ini lebih cenderung suka memelihara pasar lama, yang dia jadikan sebagai bagian dari sifat kekeluargan. Oleh karena itulah, agar bisnisnya tetap seperti sekarang , mereka biasanya tak ada keinginan membuka cabang di luar kota, seperti Soto Kadipiro tersebut. Dengan begitu otomatis mengurangi pelanggannya dan jam operasionalnya. Soto Kadipiro hanya buka pukul 08.00 sampai 14.00 WIB.
Rupanya orang seperti ini Widadi termasuk orang yang percaya pada Craig J. Cantoni, seorang pakar entrepreneur yang berpendapat, bahwa :" Bisnis besar hanya akan mengurung kita dalam kotak-kotak organisasi sempit dan hanya menyisakan sedikit ruang untuk kita bisa berkreasi dan meraih kesenangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar